Powered By Blogger

Minggu, 08 Mei 2011

( Standardized Achievement Tests)


CHAPTER REPORT

Judul Buku                              : Measurement & Evaluating in Teaching
Pengarang                               : Norman E. Gronlund
Penerbit/Tahun Terbit             : New York, Macmilan Publishing Co,.Inc/1976

1.    RANGKUMAN ISI BAB 12
A.      TES-TES PRESTASI STANDAR
Tes prestasi standar memainkan sebuah peran penting dalam program sekolah. Tes prestasi standar menambahkan dan melengkapi informasi tes kelas dan bertindak sebagai dasar untuk banyak keputusan-keputusan pendidikan, tetapi mencoba untuk mempelajari ciri-ciri dari ratusan tes-tes yang tersedia adalah sebuah latihan dalam kesia-siaan. Mempelajari prinsip-prinsip dasar dari tes prestasi standar – dan menjadi familiar dengan beberapa contoh umum dalam masing-masing area tes – memberikan latar belakang terbaik untuk seleksi dan penggunaan tes yang efektif.
Terdapat tiga tipe tes yang diadakan yang merupakan perhatian utama bagi guru. Tes-tes ini dapat diklasifikasikan sebagai tes (1) prestasi, (2) kemampuan, dan (3) kepribadian. Kategori terakhir mencakup pengukuran-pengukuran pada beragam aspek-aspek karakter, penyesuaian, sikap, dan ketertarikan. Karena instrumen-instrumen tersebut digunakan untuk mengukur ciri-ciri kepribadian tersebut yang pada dasarnya adalah teknik-teknik pelaporan diri. Tes-tes tersebut akan dibahas dalam Bab 17 bersamaan dengan metode-metode lainnya dalam mengevaluasi perkembangan personal-sosial. Dalam bab ini, kita akan membahas tes prestasi standar, dan dalam bab berikutnya tes kemampuan standar.
Jumlah dari tes-tes prestasi standar telah tumbuh dengan pesan di mana tes-tes tersebut tidak mungkin lagi didaftarkan dan menggambarkan banyak sekali tes-tes yang tersedia. Bab ini menggambarkan bagaimana tes-tes prestasi standar dibuat, menunjukan tipe-tipe tes prestasi utama di sekolah, menampilkan prinsip-prinsip yang relevan dengan seleksi dan penggunaannya, dan menuliskan contoh-contoh umum dari beberapa tes yang digunakan secara luas dalam masing-masing area. Walaupun tes-tes yang dicakup dalam bab ini adalah tes berkualitas tinggi secara umum, terdapat juga tes prestasi lainnya yang berkualitas sedang. Diharapkan bahwa tes-tes yang dibahas di sini akan memberikan sebuah poin awal untuk mengkaji banyak tes-tes prestasi standar yang tersedia. Sekurangnya, anda harus mengenali beberapa tes-tes yang sesuai dalam area pengajaran anda.

B.       KONSTRUKSI DARI TES-TES PRESTASI STANDAR
Konstruksi dari tes-tes prestasi standar biasanya berdasarkan pada sebuah pengakuan akan kebutuhan beberapa tipe informasi pendidikan tertentu. Kebutuhan ini mungkin dalam area skill-skill dasar (membaca, bahasa, aritmatika) atau dalam area mata pelajaran tertentu. Kebutuhan mungkin untuk menentukan tingkat prestasi siswa secara umum (tes survey) atau mendiagnosa kesulitan-kesulitan pembelajaran siswa tertentu (tes diagnostik). Setelah kebutuhan telah dikenali dan diklarifikasi, sifat umum dari tes ini dispesifikasi dan perkembangan tes dimulai.
Walaupun prosedur-prosedur untuk membuat tes-tes standar akan bervariasi dengan sifat tes, langkah-langkah berikut adalah langkah-langkah umum untuk konstruksi sebuah tes prestasi survey (tes referensi-norma):
1.      Merencanakan tes.
2.      Mempersiapkan soal-soal tes.
3.      Tryout dan revisi eksperimen.
4.      Mengadakan edisi standardisasi
Dua langkah pertama pada dasarnya sama dengan yang digunakan dalam membuat tes kelas informal. Perbedaan utamanya adalah bahwa tes prestasi standar biasanya mencakup cakupan skill yang lebih luas daripada tes kelas, dan persiapan tes untuk tes standar biasanya melibatkan usaha-usaha gabungan dari guru, spesialis kurikulum, dan ahli tes.
Dua langkah terakhir memberikan tes standar ciri uniknya. Prates membuatnya mungkin untuk mengembangkan soal tes berkualitas tinggi yang tingkat kesulitan dan kelebihannya diketahui dan untuk membuat prosedur-prosedur standar untuk mengadakan dan menilai tes. Pada akhirnya, pengadaan edisi standardisasi memberikan persiapan pada tabel-tabel norma. Ini membuatnya mungkin untuk membandingkan performa tes siswa dengan kelompok siswa lainnya dalam sebuah tingkat nasional, regional, atau negara bagian.


1.        Merencanakan Tes
Perencanaan yang sistematis dari sebuah tes prestasi standar mencakup mengidentifikasi tujuan-tujuan instruksional dan isi yang akan diukur, menentukan penekanan relatif pada masing-masing tujuan dan masing-masing area isi, dan membuat sebuah tabel spesifikasi yang merefleksikan penekanan yang diharapkan. Langkah-langkah tersebut adalah langkah-langkah yang sama yang diikuti dalam merencanakan sebuah tes kelas. Di sini, bagaimanapun juga, penting bahwa tujuan-tujuan dan isi dari tes merefleksikan apa yang biasanya diajarkan dalam beragam sekolah. Untuk memberikan beberapa kepastian bahwa ini merupakan kasus dari sebuah studi yang dibuat untuk buku pelajaran yang digunakan secara luas, mata pelajaran representatif dalam studi, rekomendasi dari spesialis kurikulum, dan literatur penelitian yang berkenaan dengan area. Analisis ini kemudian digunakan dalam mempersiapkan perencanaan tes.
Perencanaan pada sebuah tes standar biasanya mencakup usaha kooperatif dari guru, spesialis kurikulum, dan ahli tes. Dalam beberapa kasus, komite guru berpartisipasi secara langsung dalam mengidentifikasi hasil-hasil pembelajaran yang diteskan dan dalam membuat perencanaan untuk tes. Dalam contoh lainnya, guru disuruh untuk mengulas perencanaan yang dibuat oleh spesialis. Ini memberikan sebuah pengkajian mengenai apakah hasil-hasil pembelajaran dan isi-isi pelajaran yang penting telah dimasukan, dan apakah perbedaan kurikulum dari sekolah satu dengan sekolah lainnya telah diberikan perhatian yang memadai.

2.        Mempersiapkan Soal-Soal Tes
Ketika spesifikasi untuk sebuah tes prestasi standar telah dirumuskan secara jelas, penulisan soal tes pun dimulai. Seperti dalam perencanaan tes, ini biasanya sebuah pertaruhan kooperatif yang melibatkan guru, spesialis kurikulum, dan para ahli tes. Soal-soal ini dapat ditulis oleh guru dan dikritik dan direvisi oleh spesialis, atau guru mungkin disuruh untuk mengulas sebuah soal tes yang ditulis oleh guru lainnya.  Partisipasi guru dalam persiapan soal meningkatkan kemungkinan bahwa isi, kosa kata, dan kompleksitas dari soal-soal akan sesuai untuk mata pelajaran tertentu dan tingkat kelas di mana tes tersebut ditujukan.
Persiapan soal-soal tes mencakup penulisan tes yang secara langsung mengukur tujuan-tujuan instruksional dan isi yang didefinisikan dalam tabel spesifikasi. Jika dua, atau lebih, format-format ekuivalen dari tes sedang dikembangkan, sebuah bank soal yang besar harus dipersiapkan. Biasanya, bank soal ini mencakup banyak soal yang kemudian akan digunakan, dan memungkinkan pergantian soal setelah uji coba pada  edisi eksperimental dari tes.
3.        Tryout dan Revisi Eksperimen
Edisi eksperimental dari tes diadakan pada kelompok siswa seperti sebagaimana tes tersebut ditujukan. Jika tes adalah tes yang didesain untuk digunakan secara nasional. Tes ini dapat melibatkan sampel tryout yang luas yang merepresentasikan kawasan-kawasan geografis yang berbeda, sekolah-sekolah yang ukurannya berbeda, dan tingkat ekonomi yang berbeda. Tujuan dari tryout eksperimental adalah untuk memperoleh data yang berkaitan dengan hal-hal berikut:
1.      Kesulitan pada masing-masing soal tes.
2.      Membedakan kelebihan pada masing-masing soal.
3.      Keefektifan dari masing-masing pengalih untuk masing-masing soal tes.
4.      Ketercukupan arahan-arahan, batas waktu, dan format tes.
Kesulitan, kelebihan, dan keefektifan dari masing-masing soal tes ditentukan oleh analisis tes. prosedur yang digunakan pada dasarnya sama dengan yang dibahas dalam Bab 11, kecuali untuk tes standar. Penghitungannya biasanya dilakukan oleh komputer. Guru mengadakan tes, tentu saja, memberikan informasi yang membantu. Kritik mereka pada khususnya berguna untuk meningkatkan arahan pada siswa dan untuk meningkatkan keefektifan pada prosedur pengadaan tes lainnya.

4.        Mengadakan Edisi Standardisasi
Langkah terakhir dalam mempersiapkan sebuah tes prestasi standar adalah mengadakan edisi terakhir dari tes pada sebuah kelompok representatif siswa untuk tujuan membentuk norma-norma (reliabilitas dan ciri-ciri teknis lainnya dalam tes, tentu saja, juga ditentukan pada waktu ini). Norma-norma tes akan dibahas secara rinci dalam Bab 15. Ini sudah memadai untuk menekankan bahwa norma-norma semata-mata skor-skor yang didapat oleh kelompok-kelompok representatif siswa pada beragam usia dan tingkat kelas. Norma-norma membuatnya mungkin untuk membandingkan skor tes seorang individu dengan individu-individu lain yang karakteristiknya tidak diketahui. Maka, adalah mungkin untuk membandingkan performa tes seorang dengan siswi berusia dua belas tahun, sebuah kelompok siswa kelas enam, atau sebuah kelompok siswa yang diseleksi.
Unsur yang paling penting dalam proses standardisasi adalah memilih sekelompok siswa yang merupakan representatif dari siswa di mana tes tersebut ditujukan. Di mana norma-norma nasional diharapkan. Ini merupakan sebuah sampel siswa yang representatif dari populasi total sekolah di Amerika Serikat. Pengada tes mencoba untuk mendapatkan tujuannya ini dengan memilih jumlah siswa yang proporsional dari semua kawasan-kawasan geografis di negara tersebut, dari semua sistem sekolah yang bervariasi, dan dari semua tingkat sosio- ekonomi. Teknik sampling digunakan untuk memberikan sebuah distribusi siswa yang proporsional pada data sensus terbaru di Amerika. Di mana norma-norma regional dan negara bagian yang sedang dipersiapkan, perhatian yang sama harus diberikan untuk memperoleh sebuah sampel representatif, tetapi tes tersebut tentu saja lebih sederhana.

C.      CIRI-CIRI DARI TES-TES STANDAR
Seperti yang telah dibahas dalam langkah-langkah prosedural untuk mengkonstruksi sebuah tes prestasi standar. Sebuah tes standar memiliki ciri-ciri tertentu. Ini mencakup seperangkat soal-soal tes yang tetap yang didesain untuk mengukur sebuah sampel prilaku yang didefinisikan secara jelas, arahan-arahan spesifik untuk mengadakan dan menilai tes, dan norma-norma yang berdasarkan pada kelompok-kelompok individu representatif di mana tes tersebut didesain. Isi standar dan prosedur membuatnya mungkin memberikan sebuah tes identik pada individu-indivud dalam tempat-tempat yang berbeda dan pada waktu-waktu yang berbeda. Norma-norma menungkinkan kita untuk membandingkan tes seorang individu pada skor-skor dari kelompok-kelompok yang telah mengikuti tes. Maka, norma-norma tes memberikan sebuah bingkai referensi standar untuk menentukan tingkat performa seorang individu pada sebuah tes tertentu dan untuk membandingkan tingkat performa relatifnya pada beberapa tes yang berbeda (memberikan semua tes standar pada kelompok siswa yang sama).
Ciri-ciri dari sebuah tes standar yang dibuat secara seksama mencakup hal-hal berikut ini:
1.       Soal tes memiliki kualitas teknis yang tinggi. Soal-soal tersebut telah dikembangkan oleh spesialis pendidikan dan spesialis tes; menguji coba secara eksperimen (pra-test);  dan diseleksi dalam dasar kesulitan, membedakan kekuatan, dan hubungan pada sebuah seperangkat spesifikasi yang terdefinisi dengan jelas dan kaku.
2.       Arahan-arahan untuk mengadakan dan menilai secara tepat dinyatakan bahwa prosedur-prosedur adalah standar untuk pengguna tes yang berbeda.
3.       Norma-norma, berdasarkan pada kelompok individu representatif, diberikan sebagai bantuan dalam menginterpretasikan nilai-nilai tes. Norma-norma ini berdasarkan pada beragam usia dan kelompok tingkat kelas dalam sebuah tingkat nasional, regional, atau negara bagian. Norma-norma untuk kelompok-kelompok khusus, seperti sekolah swasta, dapat juga diberikan.
4.       Format ekuivalen dan komparabel dari tes biasanya diberikan seperti juga informasi yang berkaitan dengan tingkat di mana format-format tersebut dapat dibandingkan.
5.       Sebuah buku panduan tes dan materi aksesori lainnya diberikan sebagai panduan untuk mengadakan dan menilai tes, untuk mengevaluasi kualitas-kualitas teknisnya, dan untuk menginterpretasikan dan menggunakan hasil-hasil.

D.      TES-TES STANDAR VERSUS TES-TES KELAS INFORMAL
Tes prestasi standar dan tes kelas yang dibuat secara saksama adalah serupa dalam banyak hal. Keduanya berdasarkan pada tabel spesifikasi yang terencana dengan baik, keduanya memiliki tipe soal tes yang sama, dan keduanya memberikan arahan-arahan yang jelas pada siswa. Perbedaan utama di antara dua tipe tes ini adalah (1) sifat dari hasil-hasil pembelajaran dan isi yang diukur, (2) kualitas dari soal-soal tes, (3) reliabilitas dari tes, (4) prosedur-prosedur untuk mengadakan dan menilai tes, dan (5) interpretasi dari skor. Keuntungan komparatif dari tes prestasi standar dan tes prestasi kelas informal ditunjukan dalam Tabel 12.1.

TABEL 12.1
KEUNTUNGAN KOMPARATIF DARI TES PRESTASI STANDAR
DAN TES PRESTASI KELAS INFORMAL


Tes Prestasi Standar
Tes Prestasi  Informal
Hasil pembelajaran dan isi pelajaran yang diukur
Mengukur hasil-hasil dan isi-isi pelajaran yang umum pada mayoritas sekolah di Amerika Serikat. Tes skill-skill dasar dan hasil-hasil yang kompleks dapat diadaptasi pada banyak situasi-situasi lokal; tes yang berorientasi pada isi jarang merefleksikan penekanan atau kronologi dari kurikulum lokal.
Diadaptasi dengan baik pada hasil dan isi dari kurikulum lokal. Fleksibilitas memberikan adaptasi yang berkesinambungan dari pengukuran pada materi-materi baru dan perubahan-perubahan dalam prosedur. Dapat diadaptasi pada beragam unit kerja. Cenderung mengabaikan hasil-hasil pembelajaran yang kompleks.
Kualitas dari soal-soal tes
Kualitas umum dari soal cukup tinggi. Dibuat oleh para spesialis, di pra-ujikan, dan diseleksi atas dasar keefektifan.
Kualitas dari soal tidak diketahui kecuali kalau arsip soal tes digunakan. Kualitas biasanya lebih rendah daripada tes standar, berkaitan dengan waktu dan skill dari guru.
Reliabilitas
Reliabilitasnya cukup tinggi; biasanya antara .80 dan .95, Seringnya  di atas .90
Reliabilitas biasanya tidak diketahui; reliabilitas bisa tinggi jika dibuat secara seksama.
Pengadaan dan penilaian
Prosedur-prosedur distandarkan; instruksi-instruksi spesifik diberikan.
Prosedur-prosedur yang seragam adalah mungkin, tetapi biasanya fleksibel.
Interpretasi dari skor-skor
Skor-skor dapat dibandingkan pada kelompok-kelompok norma. Buku panduan tes dan panduan lainnya membantu interpretasi dan penggunaan.
Perbandingan dan interpretasi skor dibatasi pada situasi sekolah lokal.

E.       TES PRESTASI TERPADU
Tes prestasi standar seringkali digunakan dalam format tes terpadu. Tes terpadu terdiri atas serangkaian tes-tes individu yang kesemuanya distandarkan dalam kelompok representatif siswa yang sama.  Ini dibuat untuk membandingkan skor-skor tes dalam tes-tes yang terpisah dan menentukan kelebihan dan kekurangan relatif dari siswa dalam area-area yang berbeda yang dicakup oleh tes. Dengan tes sekolah dasar terpadu, contohnya, akan mungkin untuk menentukan bahwa seorang siswa memiliki kelebihan dalam skill-skill bahasa, tetapi lemah dalam skill-skill aritmatika, baik dalam membaca, tetapi kurang dalam mengeja, dan seterusnya. Perbandingan-perbandingan tersebut tidak akan mungkin dengan tes-tes yang terpisah yang telah distandarkan pada kelompok-kelompok siswa yang berbeda, karena dasar untuk perbandingan tidaklah seragam.

1.        Tes Prestasi Sekolah Dasar Terpadu
Penggunaan tes prestasi terpadu sangat menonjol pada tingkat sekolah dasar. Sebuah survey oleh Goslin menunjukan bahwa kira-kira 80 persen sekolah menggunakan tes prestasi terpadu dari kelas tiga sampai kelas enam, dan kurang dari setengahnya juga menggunakan tes terpadu dari kelas satu sampai kelas dua. Penggunaan yang luas ini dapat dipahami karena terdapat keseragaman dalam hasil-hasil pembelajaran yang dicari, khususnya dalam skill-skill dasar.

2.        Tes Prestasi Sekolah Menengah Terpadu
Tes prestasi terpadu tidak begitu sering digunakan pada tingkat sekolah menengah. Keragaman dari mata pelajaran, variasi dalam isi pelajaran, dan fleksibilitas siswa dalam memililih program mata pelajaran membuatnya sulit untuk mendesain sebuah tes terpadu untuk sekolah menengah umum. Pengada tes telah mencoba untuk menemukan inti untuk mendasarkan sebuah tes terpadu dengan cara berikut:
1.      Dengan terus membuat tes-tes di sekitar skill dasar membaca, matematika, bahasa, dan skill-skill belajar. Ini merupakan prosedur yang digunakan dalam tes-tes seperti Comprehensive Tests of Basic Skills (CTBS). Seperti yang telah dibahas sebelumnya (dalam daftar tes prestasi), tes terpadu ini memberikan serangkaian tes pada skill-skill dasar dari tingkat dasar sampai kelas 12 di sekolah menengah atas.
2.      Dengan membuat tes-tes yang menekankan pada pengetahuan dari isi pelajaran dan skill-skill dalam area-area utama dalam pelajaran di sekolah menengah: matematikan, sains, ilmu sosial, dan Bahasa Inggris. Pendekatan ini digunakan dalam tes terpadu seperti Test of Academic Progress (TAP), yang didesain untuk kelas 9 sampai 12.
3.      Dengan membuat tes-tes yang mengukur perkembangan pendidikan umum dalam skill-skill intelektual dan kemampuan yang tidak bergantung pada mata pelajaran tertentu. Tes-tes dalam kategori ini di antaranya adalah Iowa Tests of Educational Development (ITED) dan Sequential Tests of Educational Progress (STEP, Seri II). ITED didesain untuk sekolah menengah dan biasanya digunakan dalam hubungannya dengan SRA Achievement Series dibawah judul SRA Assessment Survey (Kelas 1 sampai 12). Tes sekolah menengah terpadu STEP II merupakan salah satu dari tes-tes yang berkelanjutan dari kelas 4 sampai mahasiswa tingkat dua.

F.       TES-TES PRESTASI DALAM AREA-AREA SPESIFIK
Sebagai tambahan pada tes prestasi terpadu, terdapat ratusan tes-tes terpisah yang didesain untuk mengukur prestasi dalam area-area spesifik. Mayoritas dari tes-tes ini dapat digolongkan sebagai tes isi pelajaran atau tes membaca dalam tipe tes survey umum. Jumlah tes-tes yang terbatas juga telah dikembangkan untuk digunakan dalam menentukan kesiapan pembelajaran dan untuk mendiagnosa kesulitan pembelajaran.

1.        Tes Yang Berorientasi Pada Isi
Tes prestasi yang didesain untuk mengukur isi dari mata pelajaran tertentu tak terhitung jumlahnya pada tingkat sekolah menengah. Kenyataannya, terdapat lebih dari seratus tes-tes yang terpisah pada masing-masing mata pelajaran utama seperti Bahasa Inggris, matematika, sains, dan ilmu sosial. Terdapat juga tes-tes yang terpisah dalam mata pelajaran bahasa asing, bisnis, dan seni rupa, tetapi tidak sebanyak dengan yang didesain untuk mata pelajaran-mata pelajaran utama. Kesemua tes ini adalah isi dari mata pelajaran spesifik yang ditujukan sebagai tes akhir semester dan digunakan untuk mengukur tingkat prestasi akhir siswa.

2.        Tes-Tes Membaca
Salah satu tes yang paling sering digunakan pada semua tingkatan adalah tes membaca. Tes membaca memainkan peran penting dalam tes prestasi terpadu dan menerima penekanan khusus dalam tes perkembangan pendidikan umum. Sebagai tambahan, terdapat lebih dari seratus tes-tes yang terpisah mengenai kemampuan membaca.

3.        Tes-Tes Kesiapan
Sejumlah tes telah didesain untuk menentukan kesiapan siswa akan tugas-tugas sekolah. Pada tingkat sekolah dasar, tes kesiapan membaca adalah yang paling familiar, tetapi baru-baru ini terdapat sebuah tipe tes kesiapan sekolah dan tes prestasi yang baru muncul. Pada tingkat sekolah menengah, tes kesiapan (disebut juga tes prognostik atau tes kemampuan) tersedia untuk beberapa mata pelajaran. Tes-tes ini biasanya berkaitan dengan mata pelajaran matematika dan bahasa asing. Walaupun tes kesiapan pada dasarnya adalah tes bakat skolastik khusus, tes ini masuk dalam tes kesiapan karena soal-soal tes diambil dari area-area prestasi spesifik. Ini memberikan keuntungan dalam memberikan diagnostik dan juga informasi prediktif maka sebagai tambahan untuk memprediksikan keberhasilan pembelajaran dalam area prestasi tertentu, performa tes dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan skill-skill spesifik di mana siswa membutuhkan perbaikan jika pembelajarannya ingin efektif.

4.        Tes Diagnostik
Tes survey memberikan beberapa informasi diagnostik dengan mengindikasikan area-area umum di mana seorang siswa memiliki kelemahan (misalnya, aritmatika), dan dengan membatasi lebih jauh sifat dari kelemahan tersebut (misalnya komputasi, konsep-konsep, atau pemecahan masalah). Sebuah studi respons pada soal tes individu dapat memberikan informasi lebih jauh yang berkaitan dengan sifat tertentu dari kesulitan belajar. Tes survey dibatasi hanya sebagai alat diagnostik karena hanya terdapat sedikit soal yang mengukur masing-masing fungsi.

G.      TES REFERENSI-KRITERIA
Sampai pada awal 1970-an, pengada tes telah menfokuskan secara ekslusif pada tes standar. Sebuah ciri umum dari tes-tes ini adalah bahwa tes tersebut memberikan kelompok norma dengan interpretasi tes maka,performa seorang siswa dalam sebuah tes prestasi standar diberikan makna dengan memperhatikan posisi relatifnya dalam kelompok norma. Interpretasi referensi-norma adalah sebuah ciri khusus dari tes-tes standar.
Untuk memenuhi kebutuhan instruksional yang belum terpenuhi oleh tes referensi-norma (misalnya, instruksi individual, program pembelajaran penguasaan), beberapa pengada tes sekarang membuat tes-tes referensi-kriteria. Tes-tes ini biasanya terdiri atas seperangkat soal-soal tes yang didesain untuk mengukur masing-masing dari serangkaian tes yang secara behavioral menyatakan tujuan-tujuan instruksional. Sejumlah soal yang memadai digunakan untuk masing-masing tujuan untuk membuatnya menggambarkan performa tes dipandang dari sudut penguasaan seorang siswa pada masing-masing tujuan. maka performa seorang siswa dapat digambarkan tanpa membandingkan performa tesnya pada siswa lainnya.

Tes Referensi-Kriteria yang Dibuat Berdasarkan Pesanan
Sebagai tambahan untuk  memberikan tes referensi-kriteria yang telah di pra-desainkan untuk penggunaan sekolah. Beberapa pengada tes memelihara tujuan-tujau dan soal-soal tes yang terkait dan akan mempersiapkan tes referensi-kriteria yang dibuat berdasarkan pesanan untuk menyesuaikan sebuah program sekolah tertentu. Pengguna tes biasanya memilih tujuan-tujuan yang akan diukur dari sebuah katalog tujuan dan menspesifikasi jumlah soal-soal yang akan digunakan untuk mengukur masing-masing tujuan. Pengada tes kemudian mengumpulkan tes dengan mengambilnya dari bank soal, soal-soal yang mengukur tujuan-tujuan tersebut. Menilai dan melaporkan juga biasanya diberikan untuk jenis tes ini. Informasi yang berkaitan dengan tes yang dibuat berdasarkan pesanan dapat diperoleh dari katalog pengada tes.

2.        PEMBAHASAN/ANALISA
A.      Pentingnya Penilaian
Menulis chapter report adalah bagian dari proses pembelajaran. Chapter report yang ditulis pada kesempatan ini difokuskan pada penilaian, yang lebih spesifik lagi berkaitan dengan tes prestasi standar. Penilaian atau evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu (Hidayat, dkk. 1994).  Witherington mengungkapkan “… an evaluation is a declaration that something has or does not have value”. Evaluasi merupakan penentuan apakah sesuatu  itu mempunyai nilai atau tidak. Menurut Wahyudin dan Agustin (2010), kegatan penilaian merupakan usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematik, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik selama kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dapatlah kita katakan bahwa penilaian adalah usaha untuk menentukan nilai terhadap sesuatu. Untuk melakukan penentuan nilai tersebut dibutuhkan yang namanya tes atau nontes.Salah satu bentuk tes adalah tes prestasi standar.
B.       Tes Prestasi Standar
Penyusunan tes prestasi belajar digunakan untuk menentukan pengetahuan dan keterampilan yang sudah diajarkan diberbagai tingkat pendidikan. Istiah standar dalam tes dimaksudkan bahwa semua siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yangg sama dari sejumlah besar pertanyaan yang dikerjakan dengan mengikuti petunjuk yang sama dalam batasan waktu yang sama. Penyususnan tes standar selalu mengusahakan agar sistem skoringnya sangat objektif sehingga dapat diperoleh reliabilitas yang tinggi (Arikunto, 2002). Dalam buku Maesurement & Evaluation In Teaching terdapat tiga-tipe tes yang diadakan yang merupakan perhatian utama bagi guru. Tes-tes ini dapat diklasifikasikan sebagai tes (1) prestasi, (2) kemampuan, dan (3) kepribadian (Gronlund, 1976).
Tes prestasi standar disusun untuk menentukan tingkat prestasi siswa secara umum. Bila kita lihat akan ada perbedaan anatar tes buatan guru dengan tes prestasi standar yang memang sudah terstandar. Sehingga ketika penentuan tingkat prestasi siswa secara umum tidak menjadi sebauh tanda tanya. Berikut kita lihat perbandingan antara tes standar ddengan tes buatan guru
Tes standar
Tes buatan guru
  1. Didasarkan atas bahan dan tujuan umum dari sekolah-sekolah di seluruh negara
  2. Mencakup aspek yang luas dan pengetahuan atau keterampilan dengan hanya sedikit butir tes untuk setiap keterampilan atau topik
  3. Disusun dengan kelengkapan staf, profesor, pembahas, editor, butir tes
  4. Menggunakan butir-butir tes yang sudah diujicobakan (try- out) dianalisis dan direvisi sebelum menjadi sebuah tes
  5. Mempunyai reliabilitas yang tinggi
  6. Dimungkinkan menggunakan norma untuk seluruh negara
  1. Didasarkan atas  bahan dan tujuan khusus yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri
  2. Dapat terjadi hanya mencakup pengetahuan dan keterampilan yang sempit


  1. Biasanya disusun sendiri oleh guru dengan sedikit atau tanpa bantuan orang lain/tenaga ahli
  2. Jarang-jarang menggunakan butir-butir tes yang sudah diujicobakan, dianalisis, dan direvisi
  3. Mempunyai reliabilitas sedang atau rendah

  1. Norma kelompok terbatas kelas tertentu. 
 (Arikunto, 2002).
Grunlond (1976) juga membuat bentuk komparatif untuk  tes standar seperti berikut:

Tes Prestasi Standar
Tes Prestasi  Informal
Hasil pembelajaran dan isi pelajaran yang diukur
Mengukur hasil-hasil dan isi-isi pelajaran yang umum pada mayoritas sekolah di Amerika Serikat. Tes skill-skill dasar dan hasil-hasil yang kompleks dapat diadaptasi pada banyak situasi-situasi lokal; tes yang berorientasi pada isi jarang merefleksikan penekanan atau kronologi dari kurikulum lokal.
Diadaptasi dengan baik pada hasil dan isi dari kurikulum lokal. Fleksibilitas memberikan adaptasi yang berkesinambungan dari pengukuran pada materi-materi baru dan perubahan-perubahan dalam prosedur. Dapat diadaptasi pada beragam unit kerja. Cenderung mengabaikan hasil-hasil pembelajaran yang kompleks.
Kualitas dari soal-soal tes
Kualitas umum dari soal cukup tinggi. Dibuat oleh para spesialis, di pra-ujikan, dan diseleksi atas dasar keefektifan.
Kualitas dari soal tidak diketahui kecuali kalau arsip soal tes digunakan. Kualitas biasanya lebih rendah daripada tes standar, berkaitan dengan waktu dan skill dari guru.
Reliabilitas
Reliabilitasnya cukup tinggi; biasanya antara .80 dan .95, Seringnya  di atas .90
Reliabilitas biasanya tidak diketahui; reliabilitas bisa tinggi jika dibuat secara seksama.
Pengadaan dan penilaian
Prosedur-prosedur distandarkan; instruksi-instruksi spesifik diberikan.
Prosedur-prosedur yang seragam adalah mungkin, tetapi biasanya fleksibel.
Interpretasi dari skor-skor
Skor-skor dapat dibandingkan pada kelompok-kelompok norma. Buku panduan tes dan panduan lainnya membantu interpretasi dan penggunaan.
Perbandingan dan interpretasi skor dibatasi pada situasi sekolah lokal.
Bila dilihat dari kedua tabel di atas, kita dapat menayatkan bahwa isi kedua tabel tersebut tidak jauh berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar