blog ini adalah bagian didikasi penulis dalam dunia pendidikan. Berbagi sedikit pengalaman dan pengetahuan kepada pembaca dan semoga bermanfaat
Minggu, 24 Juni 2012
Jumat, 30 Maret 2012
Setiap Hari Itu Menyenangkan
Minggu, pikiran berbalut rindu bertemu mahasiswa yang lalu, mahasiswa yang kreatif dan kritis. tak terduga miinggu kedua telah tiba 25 Maret 2012. Wajah lesu tak banyak terlihat, wajah kepanasan jelas-jelas nyata ada. hari itu mahasiswa lebih banyak dibandingkan hari Minggu sebelumnya. Pengalaman Minggu pertama kembali diulang. Semangat dari suara telah ada tinggal dari tindakan. Mahsiswa kritis masih ingat dengan pasword yang diberikan di minggu sebelumnya. Arahannya langsung ditanggapi. Permainan baru pun diberikan, tantangan baru mereka dapatkan, wah seru kata mereka. Game sederhana sebenarnya namun mereka tertantang. Game itu pun menghasilkan beberapa karya mereka yang sebelumnya mereka menyebutkan tak bisa, tapi akhirnya bisa. Inilah hasil karya mereka.
1.
Yang pertama kali kami pikirkan adalah bagaimana caranya membuat kertas menjadi benang yang berbentuk lingkaran yang tidak terputus. Bagaimana merobek sebuah kertas menjadi lingkaran. Nur Asyimah bertanya kepada Ema "Apakah lingkaran kertas ini sudah benar?" Tidak seperti itu, tapi seperti ini! 'jawab Desi" Murna menjawab "Tapi semua itu belum benar." Kami semua teratawa karena dari tiga hasil karya kami satu pun tidak benar.
2.
Membuat lingkaran dengan berbentuk benang. Kelompok kami beranggotakan 6 orang, ibu menyuruh kami membuat setengah lembar kertas menjadi lingkarang berbentuk benang yang tidak terputus-putus dan bisa mengikat 6 anggota kelompok kami. Setelah kami mencoba tidak satu pun dari teman-teman kami yang bisa. Sejenak kami terpikir dipikiran kami untuk menggambarkan sebuah lingkaran yang di sampingnya kami tuliskan nama-nama kami. Namun, ketika ibu melihat hasil karya kami masih belum jelas.
3.
Ketika pertama ibu menyuruh, kami masih berpikir dan penuh tanda tanya bagaimana cara mengawalinya dari satu bentuk kertas yang kecil harus dibuat menjadi tali yang berbentuk lingkaran, tidak putus, dan bisa mengikat 6 anggota kelompok kami. Setelah kami praktikkan di kertas tidak ada satu pun hasilnya seperti ibu maksudkan, melainkan kami membuatnya ada yang berbentuk jeruji jendela, lingkaran obat nyamuk, layang-layang yang ada ekornya, dan ada juga yang berbentuk tali, tapi ujungnya putus tidak berbentuk lingkaran yang dapat mengikat 6 orang. Samppai sekarang kami masih bingung. Apakah kami masih kurang berpotensi? ternyata jawaban ibu, kami semua berpotensi, buktinya banyak karya yang kami hasilkan.
4.
to be continue..
Hari itu, Minggu, 18 Maret 2012, perkuliahan pertama dengan mahasiswa baru. Terlihat raut-raut wajah lelah dan rasa penat tambah suasana panas lengkap sudah penderitaan di hari itu. Niat yang timbul bagaimana ya, caranya supaya mereka terlihat ceria. Sebuah metode terlintas dipikiran dan penerapannya langsung dilakukan. Mahasiswa diajak berkreasi hanya dengan melihat sebuah botol minuman. Bersama-sama mereka diarahkan menyebutkan kata-kata yang berkaitan dengan sebuah botol minuman yang diperlihatkan. Botol itu berwarna biru, berisi air, memiliki tutup, dan berbentuk tabung. simple. kata-kata tersebut dirangkai menjadi sebuah puisi anak-anak. Ternyata tanpa sadar hari itu para mahasiswa berhasil membuat sebuah puisi.
botol minumanku
berwarna biru
berisi air
berbentuk tabung
bertutup lingkaran
by mahasiswa kreatif
he..he.. tertawa juga akhirnya..
1.
Yang pertama kali kami pikirkan adalah bagaimana caranya membuat kertas menjadi benang yang berbentuk lingkaran yang tidak terputus. Bagaimana merobek sebuah kertas menjadi lingkaran. Nur Asyimah bertanya kepada Ema "Apakah lingkaran kertas ini sudah benar?" Tidak seperti itu, tapi seperti ini! 'jawab Desi" Murna menjawab "Tapi semua itu belum benar." Kami semua teratawa karena dari tiga hasil karya kami satu pun tidak benar.
2.
Membuat lingkaran dengan berbentuk benang. Kelompok kami beranggotakan 6 orang, ibu menyuruh kami membuat setengah lembar kertas menjadi lingkarang berbentuk benang yang tidak terputus-putus dan bisa mengikat 6 anggota kelompok kami. Setelah kami mencoba tidak satu pun dari teman-teman kami yang bisa. Sejenak kami terpikir dipikiran kami untuk menggambarkan sebuah lingkaran yang di sampingnya kami tuliskan nama-nama kami. Namun, ketika ibu melihat hasil karya kami masih belum jelas.
3.
Ketika pertama ibu menyuruh, kami masih berpikir dan penuh tanda tanya bagaimana cara mengawalinya dari satu bentuk kertas yang kecil harus dibuat menjadi tali yang berbentuk lingkaran, tidak putus, dan bisa mengikat 6 anggota kelompok kami. Setelah kami praktikkan di kertas tidak ada satu pun hasilnya seperti ibu maksudkan, melainkan kami membuatnya ada yang berbentuk jeruji jendela, lingkaran obat nyamuk, layang-layang yang ada ekornya, dan ada juga yang berbentuk tali, tapi ujungnya putus tidak berbentuk lingkaran yang dapat mengikat 6 orang. Samppai sekarang kami masih bingung. Apakah kami masih kurang berpotensi? ternyata jawaban ibu, kami semua berpotensi, buktinya banyak karya yang kami hasilkan.
4.
to be continue..
Hari itu, Minggu, 18 Maret 2012, perkuliahan pertama dengan mahasiswa baru. Terlihat raut-raut wajah lelah dan rasa penat tambah suasana panas lengkap sudah penderitaan di hari itu. Niat yang timbul bagaimana ya, caranya supaya mereka terlihat ceria. Sebuah metode terlintas dipikiran dan penerapannya langsung dilakukan. Mahasiswa diajak berkreasi hanya dengan melihat sebuah botol minuman. Bersama-sama mereka diarahkan menyebutkan kata-kata yang berkaitan dengan sebuah botol minuman yang diperlihatkan. Botol itu berwarna biru, berisi air, memiliki tutup, dan berbentuk tabung. simple. kata-kata tersebut dirangkai menjadi sebuah puisi anak-anak. Ternyata tanpa sadar hari itu para mahasiswa berhasil membuat sebuah puisi.
botol minumanku
berwarna biru
berisi air
berbentuk tabung
bertutup lingkaran
by mahasiswa kreatif
he..he.. tertawa juga akhirnya..
Jumat, 10 Februari 2012
Rahmah Si Gadis Belia
Rahmah Si Gadis Belia
Pagi yang cerah
menyapanya dibalik jendela kamar. Ia tersenyum mendapati dirinya masih bisa
menatap mentari dan merasakan sejuknya udara pagi. Gadis belia usia 19 tahun
itu beranjak dari kamarnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia
tidak ingat kalau dirinya telah meninggalkan suatu kewajiban yang tak
sepatutnya dia tinggalkan. Dia seperti lupa akan adanya dosa. Tanpa dosa dia
membersihkan dirinya di kamar mandi lalu kembali ke kamarnya dan berbenah diri
serta membereskan kamarnya hingga semua tertata rapi. Gadis itu sangat rapi
memang. Dandanannya juga sangat menarik. Setiap mata yang memandangnya pasti
berucap “subhanallah betapa cantik dan anggunnya si gadis belia ini”.
Dia ingat bahwa jadwal
kuliahnya hari ini dimulai dari pukul 08.00 – 12.00 berhubung jadwal kuliah
hanya empat jam. Jadi, dia tidak membawa bekal. Sebelum berangkat kuliah dia
sarapan terlebih dahulu. Sarapan pagi telah disiapkan oleh sang ibunya yang
tercinta. Dia tak pernah disuruh untuk membuat sarapan bai pagi, maupun sore
apalagi siang. Sebagai anak semata wayang dia sangat-sangat diperhatikan oleh
kedua orang tuanya.
Ada hal yang istimewa
dari si gadis belia ini, walau dia disayang oleh ibu bapaknya dia tidak pernah
meminta sesuatu apa pun pada orang tuanya. Namun, tanpa diminta semua terpenuhi
da sayangnya dia belum pernah sekalipun melakukan pekerjaan yang dapat
meringankan beban orrang tuanya. Dia tidak pernah meminta dan tidak pernah
diminta. Kehidupan yang harmonis dan adem-adem ayem memang. Kondisi keluarganya
berkecukupan sehingga dia tidak merasa kekurangan suatu apa pun. Orang tuanya
pun seperti memahami apa-apa saja yang dibutuhkan oleh dirinya.
Hidup di dalam rumah
tanpa kecamuk ibarat berlayar di laut tanpa ombak. Semua tenang kesiap siagaan
pun berbeda dengan rumah yang penuh kecamuk atau laut yang berombak. Pagi itu
dengan senyuman ceria di bibirnya dia berpamitan pada ibunya untuk berangkat
kuliah. Dengan ringan di langkahkan kakinya menuju Honda kesayangannya. Honda
Mio hadiah sang ibu dan ayah ketika dia lulus SMA. Dengan naik mio dia dapat
tiba di kampus dalam waktu 25/30 menit karena jarak tempuh geurugok sampai ke
matangglumpangdua tidaklah terlalu jauh.
Dengan berucap bismillah dinyalakanlah
mesin hondanya dan melajulah ia di jalan raya hingga sampai di kampusnya dengan
selamat. Perkuliah pada jam pertama adalah pendidikan psikologi. Seorang ibu
dosen muda berusia 34 tahun dengan dua orang putra (begitulah identitas dosen
tersebut yang dia ketahui) masuk ke ruang kuliah. Sang dosen menyampaikan salam
dan sedikit pesan di awal perkuliahan. Pesan seperti biasa nasihat tentang
kehidupan. Dosen menyebutkan tak ada penyesalan kecuali di akhir setiap
peristiwa, tak ada kata tobat dari seorang hamba kecuali ketika ajal menjelang.
Nah, kita ingin yang mana? Ingin jadi orang menyesal atau ingin jadi orang yang
tidak menyesal? Jika ingin menjadi orang menyesal lakukanlah semuanya sesuka
hati kita dan jika ingin menjadi orang yang tidak menyesal perbaikilah diri
kita mulai hari ini dari hal-hal yang harus diperbaiki. Ada banyak hal yang
mesti kita perbaiki setiap hari, mulai dari amal ibadah kita, sikap kita, cara
kita menjalani hidup, cara bergaul kita dan lain-lain.
Kemudian sang dosen
melanjutkan lagi. Hari ini kita belajar psikologi yang kita artikan ilmu jiwa.
Nah sekarang saya mau bertanya siapa yang hari ini jiwanya sehat? Semua
mahasiswa menjawab “Alhamdulillah kami sehat Bu” sang dosen bertanya lagi,
siapa yang hari ini jiwanya sehat? Para mahasiswa termasuk sang gadis belia
heran mengapa pertanyaan itu diulangi lagi padahal tadi jawabannya serentak.
Tidak terdengar jawaban. Lalu sang dosen berkata “ Mengapa semua diam?” bingung
bu tadi kami sudah menjawab tapi ibu malah mengulangi pertanyaan yang sama.
Begitulah jawan si gadis belia. Baik, bagaimana cirri-ciri orang yang berjiwa
sehat? Salah seorang mahasiswa menjawab “mengenali siapa dirinya bu”. Tepat
sekali “jawab sang dosen. Nah, lalu siapa di sini yang kenal siapa dirinya?
Para mahasiswa diam. Dosen bertanya lagi “Apa semua tidak kenal siapa dirinya?
Para mahasiswa menjawab “kenal Bu”. Siapa? Tanya dosen lagi, saya, Rahmah Bu jawab
si gadis belia. Ya, kamu rahmah, selain itu apa lagi yang kamu kenal dari
dirimu? Saya anak bu indah dan bapak ahmad. Saya tinggal di geurugok, saya anak
semata wayang, saya berasal dari keluarga berkecukupan dan saya selalu disayang
oleh orang tua. Itu bu tentang saya. Baik Rahmah sudah selesai, ada yang lain?
Tidak ada yang menyahut. Nah, apakah Rahmah sudah sempurna mengenali dirinya?
Sudah Bu? Jawab para mahasiswa. Ibu dosen pun meluruskan cara mahasiswa
mengenali dirinya. Jiwa yang sehat secara psikologi (ilmu jiwa) adalah jiwa
yang mengenal siapa dirinya. Karena kalau orang yang kenal siapa dirinya dia
tidak akan berlaku merusak dirinya atau pun melukai dan menyakiti dirinya
sendiri karena dia sadar dirinya itu adalah miliknya jika sakit dia sendiri
yang merasakannya. Lalu Siapakah orang yang mengenal dirinya sendiri yang tidak
mau sakit jiwanya. Dialah yang sadar bahwa dia adalah milik sang pencipta dia sadar
bahwa dirinya lahir ke dunia karena kuasa sang Penguasa yaitu Allah swt. Ketika
seseorang sadar akan dirinya hamba Allah maka semua kewajiban yang diberikan
kepadanya akan dilakukannya karena itu adalah bukti dia mengenal dirinya. Itu
artinya jiwanya sehat. Nah sekarng siapa yang tadi pagi melaksanakan shalat
subuh? Siapa yang tidak pernah meninggalkan kewajiban shalat? Dialah yang
jiwanya sehat. Mari kita bertanya pada diri sendiri sudahkah jiwa kita sehat?
Ternyata psikologi mengajak kita mengenal lebih jauh siapa kita sebenarnya.
Rahmah si gadis belia
seperti terbangun dari sebuah mimpi ketika mendengar ulasan snag dosen tak
pernah terbayang pada dirinya tentang hal itu. Tidak terpikirkan ketika dia
belajar psikologi ternyata dia belajar ilmu tentang dirinya sendiri. Ada
riak-riak bening dibola matanya. Dia beristighfar lirih karena subuh tadi tidak
dia tunaikan. Dia teringat bagaimana ketika dia bangun pagi apa yang dia
lakukan hingga ia sampai ke kampus. Ia merasa jiwa nya tak sakit tapi ternyata
dia sadar sekarang jiwanya sedang tak seimbang. Bagaimana dia bisa merasa
jiwanya sehat jika dia sebagai hamba tak menunaikan kewajibannya pada sang
khaliq. Padahal, sang khaliq telah memberikan kepadanya hak untuk hidup. Mulai
detik itu, terazzam dalam hatinya mulai hari itu ia akan shalat lima waktu
tanpa meninggalkan satu kalipun. Walau selama ini orang tuanya tidak pernah
menyuruhnya.
Tidak terasa
perkuliahan pun selesai. Ada kelegaan di hati para mahasiswa ketika mereka
belajar tadi. Rahmah langsung beranjak ketika dosen keluar ruangan. Dia
mengejar sang dosen dan menanyakan apa boleh dia bertanya lebih jauh tentang
berbagai hal pada sang dosen di luar jam kuliah termasuk masalah agama. Sang
dosen membolehkan dan beliau pun memberikan no hp nya pada rahmah. Rahmah
berterima kasih pada sang dosen dan pamit karena ingin masuk kuliah jam
berikutnya.
Tepat pukul 12.00
perkuliahan selesai. Rahmah pun langsung pulang dengan Honda Mio-nya. Di hatinya telah ada azzam yang kuat untuk melaksanakan shalat zuhur sesampainya di
rumah. Dia tidak ingin menjadi orang yang menyesal dan orang yang jiwanya tidak
sehat. Ketika berkendaraan bayangannya ingin cepat-cepat tiba di rumah. Dia
ingin sekali bersimpuh di sajadahnya yang sudadh lama tidak digunakannya lagi.
Dia ingin bermunajat memohon ampunan atas kesakitan jiwanya selama ini. tanpa
dia sadar tiba-tiba sebuah mobil datang dari arah belakangnya dengan kecepatan
tinggi. Dia tidak bisa mengelak karena di depannya juga ada mobil dari arah
yang berbeda. Wallahu’alam entah bagaimana, tabrakan itu pun tak bisa
dihindari. Malang tak bisa ditolak untung tak bisa dijemput. Suara dentuman
yang keras terdengar di sepanjang jalan simpang kameng. Honda yang dikendarai
Rahmah jatuh ke parit sedang Rahmah sendiri terseret ke tengah jalan. Sungguh
hal yang mengerikan. Tak ayal lagi si gadis belia “Rahmah” benar-benar tidak
tertolong lagi. Jiwanya telah melayang dijemput oleh Irail. Tidak ada yang
mengenali dirinya sebelum identitasnya ditemukan. Tidak ada yang tahu dengan
niat hatinya. Semua dia bawa bersama azzam hati yang belum sempat dilaksanakan.
Semoga jiwanya bukanlah jiwa sakit setelah dia obati dengan penawar azzam dan
niat di hatinya.
Langganan:
Postingan (Atom)