Powered By Blogger

Minggu, 24 Juni 2012

semangat mereka mengalahkan semangatku.... mereka memiliki peran yang tidak kumiliki... berharap segera memiliki peran yang lebih bermanfaat...lanjutkan actionnya!!!

Jumat, 30 Maret 2012

Setiap Hari Itu Menyenangkan

Minggu, pikiran berbalut rindu bertemu mahasiswa yang lalu, mahasiswa yang kreatif dan kritis. tak terduga miinggu kedua telah tiba 25 Maret 2012. Wajah lesu tak banyak terlihat, wajah kepanasan jelas-jelas nyata ada. hari itu mahasiswa lebih banyak dibandingkan hari Minggu sebelumnya. Pengalaman Minggu pertama kembali diulang. Semangat dari suara telah ada tinggal dari tindakan. Mahsiswa kritis masih ingat dengan pasword yang diberikan di minggu sebelumnya. Arahannya langsung ditanggapi. Permainan baru pun diberikan, tantangan baru mereka dapatkan, wah seru kata mereka. Game sederhana sebenarnya namun mereka tertantang. Game itu pun menghasilkan beberapa karya mereka yang sebelumnya mereka menyebutkan tak bisa, tapi akhirnya bisa. Inilah hasil karya mereka.
1.
Yang pertama kali kami pikirkan adalah bagaimana caranya membuat kertas menjadi benang yang berbentuk lingkaran yang tidak terputus. Bagaimana merobek sebuah kertas menjadi lingkaran. Nur Asyimah bertanya kepada Ema "Apakah lingkaran kertas ini sudah benar?" Tidak seperti itu, tapi seperti ini! 'jawab Desi" Murna menjawab "Tapi semua itu belum benar." Kami semua teratawa karena dari tiga hasil karya kami satu pun tidak benar.

2.
Membuat lingkaran dengan berbentuk benang. Kelompok kami beranggotakan 6 orang, ibu menyuruh kami membuat setengah lembar kertas menjadi lingkarang berbentuk benang yang tidak terputus-putus dan bisa mengikat 6 anggota kelompok kami. Setelah kami mencoba tidak satu pun dari teman-teman kami yang bisa. Sejenak kami terpikir dipikiran kami untuk menggambarkan sebuah lingkaran yang di sampingnya kami tuliskan nama-nama kami. Namun, ketika ibu melihat hasil karya kami masih belum jelas.

3.
Ketika pertama ibu menyuruh, kami masih berpikir dan penuh tanda tanya bagaimana cara mengawalinya dari satu bentuk kertas yang kecil harus dibuat menjadi tali yang berbentuk lingkaran, tidak putus, dan bisa mengikat 6 anggota kelompok kami. Setelah kami praktikkan di kertas tidak ada satu pun hasilnya seperti ibu maksudkan, melainkan kami membuatnya ada yang berbentuk jeruji jendela, lingkaran obat nyamuk, layang-layang yang ada ekornya, dan ada juga yang berbentuk tali, tapi ujungnya putus tidak berbentuk lingkaran yang dapat mengikat 6 orang. Samppai sekarang kami masih bingung. Apakah kami masih kurang berpotensi? ternyata jawaban ibu, kami semua berpotensi, buktinya banyak karya yang kami hasilkan.

4.
to be continue..           
Hari itu, Minggu, 18 Maret 2012, perkuliahan pertama dengan mahasiswa baru. Terlihat raut-raut wajah lelah dan rasa penat tambah suasana panas lengkap sudah penderitaan di hari itu. Niat yang timbul bagaimana ya, caranya supaya mereka terlihat ceria. Sebuah metode terlintas dipikiran dan penerapannya langsung dilakukan. Mahasiswa diajak berkreasi hanya dengan melihat sebuah botol minuman. Bersama-sama mereka diarahkan menyebutkan kata-kata yang berkaitan dengan sebuah botol minuman yang diperlihatkan. Botol itu berwarna biru, berisi air, memiliki tutup, dan berbentuk tabung. simple. kata-kata tersebut dirangkai menjadi sebuah puisi anak-anak. Ternyata tanpa sadar hari itu para mahasiswa berhasil membuat sebuah puisi.
botol minumanku
berwarna biru
berisi air
berbentuk tabung
bertutup lingkaran

by mahasiswa kreatif

he..he.. tertawa juga akhirnya..

 

Jumat, 10 Februari 2012

Rahmah Si Gadis Belia


Rahmah Si Gadis Belia
Pagi yang cerah menyapanya dibalik jendela kamar. Ia tersenyum mendapati dirinya masih bisa menatap mentari dan merasakan sejuknya udara pagi. Gadis belia usia 19 tahun itu beranjak dari kamarnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia tidak ingat kalau dirinya telah meninggalkan suatu kewajiban yang tak sepatutnya dia tinggalkan. Dia seperti lupa akan adanya dosa. Tanpa dosa dia membersihkan dirinya di kamar mandi lalu kembali ke kamarnya dan berbenah diri serta membereskan kamarnya hingga semua tertata rapi. Gadis itu sangat rapi memang. Dandanannya juga sangat menarik. Setiap mata yang memandangnya pasti berucap “subhanallah betapa cantik dan anggunnya si gadis belia ini”.
Dia ingat bahwa jadwal kuliahnya hari ini dimulai dari pukul 08.00 – 12.00 berhubung jadwal kuliah hanya empat jam. Jadi, dia tidak membawa bekal. Sebelum berangkat kuliah dia sarapan terlebih dahulu. Sarapan pagi telah disiapkan oleh sang ibunya yang tercinta. Dia tak pernah disuruh untuk membuat sarapan bai pagi, maupun sore apalagi siang. Sebagai anak semata wayang dia sangat-sangat diperhatikan oleh kedua orang tuanya.
Ada hal yang istimewa dari si gadis belia ini, walau dia disayang oleh ibu bapaknya dia tidak pernah meminta sesuatu apa pun pada orang tuanya. Namun, tanpa diminta semua terpenuhi da sayangnya dia belum pernah sekalipun melakukan pekerjaan yang dapat meringankan beban orrang tuanya. Dia tidak pernah meminta dan tidak pernah diminta. Kehidupan yang harmonis dan adem-adem ayem memang. Kondisi keluarganya berkecukupan sehingga dia tidak merasa kekurangan suatu apa pun. Orang tuanya pun seperti memahami apa-apa saja yang dibutuhkan oleh dirinya.
Hidup di dalam rumah tanpa kecamuk ibarat berlayar di laut tanpa ombak. Semua tenang kesiap siagaan pun berbeda dengan rumah yang penuh kecamuk atau laut yang berombak. Pagi itu dengan senyuman ceria di bibirnya dia berpamitan pada ibunya untuk berangkat kuliah. Dengan ringan di langkahkan kakinya menuju Honda kesayangannya. Honda Mio hadiah sang ibu dan ayah ketika dia lulus SMA. Dengan naik mio dia dapat tiba di kampus dalam waktu 25/30 menit karena jarak tempuh geurugok sampai ke matangglumpangdua tidaklah terlalu jauh.
Dengan berucap bismillah dinyalakanlah mesin hondanya dan melajulah ia di jalan raya hingga sampai di kampusnya dengan selamat. Perkuliah pada jam pertama adalah pendidikan psikologi. Seorang ibu dosen muda berusia 34 tahun dengan dua orang putra (begitulah identitas dosen tersebut yang dia ketahui) masuk ke ruang kuliah. Sang dosen menyampaikan salam dan sedikit pesan di awal perkuliahan. Pesan seperti biasa nasihat tentang kehidupan. Dosen menyebutkan tak ada penyesalan kecuali di akhir setiap peristiwa, tak ada kata tobat dari seorang hamba kecuali ketika ajal menjelang. Nah, kita ingin yang mana? Ingin jadi orang menyesal atau ingin jadi orang yang tidak menyesal? Jika ingin menjadi orang menyesal lakukanlah semuanya sesuka hati kita dan jika ingin menjadi orang yang tidak menyesal perbaikilah diri kita mulai hari ini dari hal-hal yang harus diperbaiki. Ada banyak hal yang mesti kita perbaiki setiap hari, mulai dari amal ibadah kita, sikap kita, cara kita menjalani hidup, cara bergaul kita dan lain-lain.
Kemudian sang dosen melanjutkan lagi. Hari ini kita belajar psikologi yang kita artikan ilmu jiwa. Nah sekarang saya mau bertanya siapa yang hari ini jiwanya sehat? Semua mahasiswa menjawab “Alhamdulillah kami sehat Bu” sang dosen bertanya lagi, siapa yang hari ini jiwanya sehat? Para mahasiswa termasuk sang gadis belia heran mengapa pertanyaan itu diulangi lagi padahal tadi jawabannya serentak. Tidak terdengar jawaban. Lalu sang dosen berkata “ Mengapa semua diam?” bingung bu tadi kami sudah menjawab tapi ibu malah mengulangi pertanyaan yang sama. Begitulah jawan si gadis belia. Baik, bagaimana cirri-ciri orang yang berjiwa sehat? Salah seorang mahasiswa menjawab “mengenali siapa dirinya bu”. Tepat sekali “jawab sang dosen. Nah, lalu siapa di sini yang kenal siapa dirinya? Para mahasiswa diam. Dosen bertanya lagi “Apa semua tidak kenal siapa dirinya? Para mahasiswa menjawab “kenal Bu”. Siapa? Tanya dosen lagi, saya, Rahmah Bu jawab si gadis belia. Ya, kamu rahmah, selain itu apa lagi yang kamu kenal dari dirimu? Saya anak bu indah dan bapak ahmad. Saya tinggal di geurugok, saya anak semata wayang, saya berasal dari keluarga berkecukupan dan saya selalu disayang oleh orang tua. Itu bu tentang saya. Baik Rahmah sudah selesai, ada yang lain? Tidak ada yang menyahut. Nah, apakah Rahmah sudah sempurna mengenali dirinya? Sudah Bu? Jawab para mahasiswa. Ibu dosen pun meluruskan cara mahasiswa mengenali dirinya. Jiwa yang sehat secara psikologi (ilmu jiwa) adalah jiwa yang mengenal siapa dirinya. Karena kalau orang yang kenal siapa dirinya dia tidak akan berlaku merusak dirinya atau pun melukai dan menyakiti dirinya sendiri karena dia sadar dirinya itu adalah miliknya jika sakit dia sendiri yang merasakannya. Lalu Siapakah orang yang mengenal dirinya sendiri yang tidak mau sakit jiwanya. Dialah yang sadar bahwa dia adalah milik sang pencipta dia sadar bahwa dirinya lahir ke dunia karena kuasa sang Penguasa yaitu Allah swt. Ketika seseorang sadar akan dirinya hamba Allah maka semua kewajiban yang diberikan kepadanya akan dilakukannya karena itu adalah bukti dia mengenal dirinya. Itu artinya jiwanya sehat. Nah sekarng siapa yang tadi pagi melaksanakan shalat subuh? Siapa yang tidak pernah meninggalkan kewajiban shalat? Dialah yang jiwanya sehat. Mari kita bertanya pada diri sendiri sudahkah jiwa kita sehat? Ternyata psikologi mengajak kita mengenal lebih jauh siapa kita sebenarnya.
Rahmah si gadis belia seperti terbangun dari sebuah mimpi ketika mendengar ulasan snag dosen tak pernah terbayang pada dirinya tentang hal itu. Tidak terpikirkan ketika dia belajar psikologi ternyata dia belajar ilmu tentang dirinya sendiri. Ada riak-riak bening dibola matanya. Dia beristighfar lirih karena subuh tadi tidak dia tunaikan. Dia teringat bagaimana ketika dia bangun pagi apa yang dia lakukan hingga ia sampai ke kampus. Ia merasa jiwa nya tak sakit tapi ternyata dia sadar sekarang jiwanya sedang tak seimbang. Bagaimana dia bisa merasa jiwanya sehat jika dia sebagai hamba tak menunaikan kewajibannya pada sang khaliq. Padahal, sang khaliq telah memberikan kepadanya hak untuk hidup. Mulai detik itu, terazzam dalam hatinya mulai hari itu ia akan shalat lima waktu tanpa meninggalkan satu kalipun. Walau selama ini orang tuanya tidak pernah menyuruhnya.
Tidak terasa perkuliahan pun selesai. Ada kelegaan di hati para mahasiswa ketika mereka belajar tadi. Rahmah langsung beranjak ketika dosen keluar ruangan. Dia mengejar sang dosen dan menanyakan apa boleh dia bertanya lebih jauh tentang berbagai hal pada sang dosen di luar jam kuliah termasuk masalah agama. Sang dosen membolehkan dan beliau pun memberikan no hp nya pada rahmah. Rahmah berterima kasih pada sang dosen dan pamit karena ingin masuk kuliah jam berikutnya.
Tepat pukul 12.00 perkuliahan selesai. Rahmah pun langsung pulang dengan Honda Mio-nya. Di hatinya telah ada azzam yang kuat untuk melaksanakan shalat zuhur sesampainya di rumah. Dia tidak ingin menjadi orang yang menyesal dan orang yang jiwanya tidak sehat. Ketika berkendaraan bayangannya ingin cepat-cepat tiba di rumah. Dia ingin sekali bersimpuh di sajadahnya yang sudadh lama tidak digunakannya lagi. Dia ingin bermunajat memohon ampunan atas kesakitan jiwanya selama ini. tanpa dia sadar tiba-tiba sebuah mobil datang dari arah belakangnya dengan kecepatan tinggi. Dia tidak bisa mengelak karena di depannya juga ada mobil dari arah yang berbeda. Wallahu’alam entah bagaimana, tabrakan itu pun tak bisa dihindari. Malang tak bisa ditolak untung tak bisa dijemput. Suara dentuman yang keras terdengar di sepanjang jalan simpang kameng. Honda yang dikendarai Rahmah jatuh ke parit sedang Rahmah sendiri terseret ke tengah jalan. Sungguh hal yang mengerikan. Tak ayal lagi si gadis belia “Rahmah” benar-benar tidak tertolong lagi. Jiwanya telah melayang dijemput oleh Irail. Tidak ada yang mengenali dirinya sebelum identitasnya ditemukan. Tidak ada yang tahu dengan niat hatinya. Semua dia bawa bersama azzam hati yang belum sempat dilaksanakan. Semoga jiwanya bukanlah jiwa sakit setelah dia obati dengan penawar azzam dan niat di hatinya.

Sepenggal kisah yang terinspirasi dari banyaknya kisah musibah yang terjadi. Semoga dapat menjadi renungan kita bersama.

Sabtu, 14 Mei 2011

Romantisme Kehidupan

Awal dari sebuah kehidupan adalah karena kecintaan  Allah pada hambanya. Hamba yang sadar akan rasa cinta akan menyadari  untuk membalas cinta hanya untuk Allah. Banyak insan yang tidak sadar akan arti cinta lalu menafikan keberadaan Allah. Padahal,  Allahlah penganugerah segala rasa. Coba bayangkan jika manusia hidup tanpa rasa, terutama rasa cinta dan sayang. Bagaimanakah bumi ini?

Jawaban itu ada dalam diri masing-masing. Namun, hari ini mari kita renungi bersama hal apa saja yang telah kita lakukan sebbagai bukti cinta dan sayang kita kepada makhluk yang ada di bumi ini. seberapa besar pula cinta kita kepada Sang Khaliq? Allah mencintai hamba yang mencintai-Nya dan bukti cinta hamba kepada Khaliqnya adalah kesiapannya dalam menjalankan semua perintah dan menjauhkan segala larangan-Nya.... Sudahkah kita melakukan semua itu?? mari kita renungi kembali...!

Hari-hari itu terlewati bagai detik-detik yang tak terhitung. sungguh banyak hal yang didapati dari semua agenda yang terus ditekuni. inilah jalan yang telah dipilih siap hingga tuntas menjalaninya..

awal dari sebuah penentuan adalah ketika kita siap dengan segala ketetapan Allah... Allah telah mengatur segalanya dan tak bisa seorang pun yang bisa mengatur apa yang telah ditetapkan oleh Allah. yakinlah bahwa yang terbaik akan selalu hadir bbersama kita jika kita hambanya yang baik. bahagia seseorang tak dapat diukur oleh besar kecilnya harta benda yang dimiliki, tetapi semuanya kembali pada masing-masing pribadi. dunia semakin dikejar semakin lari, tetapi akhirat semakin dikejar semakin mendekat...untuk itu kejarlah yang mendekatimu bukan yang menjauhimu....!
to be continu.....

Kamis, 12 Mei 2011

Media Pembelajaran di SD



Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi. Proses komunikasi (penyampaian pesan) harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar-menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik. Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap oleh orang lain.  Untuk memudahkan proses komunikasi, komunikator dapat menggunakan berbagai media sebagai sarananya. Media merupakan salah satu sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh setiap orang, termasuk pendidik yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.
Media memiliki cakupan yang sangat luas. Namun, pada bagian ini hanya media pembelajaran saja yang menjadi kajiannya. National Education Association (NEA) dalam Sadiman, (2009) menyebutkan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Sadiman (2009: 7) sendiri menybutkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Dalam konteks komunikasi, seorang pendidik atau guru memerlukan media sebagai alat bantu untuk memudahkan seorang guru mengomunikasikan pesan berupa materi pelajaran kepada siswa dengan harapan proses komunikasi dapat berjalan baik dan sempurna sehingga siswa dapat menerima pesan yang benar tanpa ada kesalahan. Oleh karena itu, peran media sangat penting dalam proses pembelajaran karena penggunaan media dapat memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan oleh seorang guru. Namun, seorang guru juga harus mampu memilih, mendesain, dan menampilkan media sesuai dengan perkembangan seorang anak dan dapat membuat anak merasa nyaman ketika mengikuti proses pembelajaran.

1.             Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin dengan bentuk jamaknya “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Menurut Donald P. Ely & Vernon S. Gerlach dalam Rohani (1997:2), pengertian media ada dua, yaitu arti sempit dan arti luas. (a) Arti sempit, media itu berwujud grafik, foto, alat mekanik, dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses, serta menyampaikan informasi. (b) Arti luas, yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baru.   
Sementara itu, Briggs dalam Sadiman (2009) berpendapat bahwa media adalah adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Schramm (dalam Sudrajat, 2008) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

2.             Analisis Penggunaan Media
Setiap media yang digunakan dalam pembelajaran tentunya tidak asal-asalan, tetapi perlu pertimbangan kesesuaiannya. Kesesuaian penggunaan media dapat dilihat dari segi materi pelajaran yang diajarkan. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD merupakan hal yang memubutuhkan ketelatenan yang luar biasa dari seorang guru, termasuk dalam memilih media pembelajaran. Kesesuain pemilihan media akan berdampak positif bagi pembelajaran. Untuk belajar puisi misalnya guru dapat memilih media audio-visual seperti VCD, begitu pula belajar menulis cerpen guru dapat menggunakan media gambar baik yang bergerak maupun yang diam.

a.    Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan alat pendukung terlaksananya kreativitas  belajar mengajar dalam upaya kelancaran proses belajar dengan situasi yang kondusif. Adapun pemahaman peserta didik dengan  media memiliki fungsi:
a.       Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan. Namun, berfungsi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b.      Penggunaan media pengajaran bukan merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.
c.       Media dalam pengajaran sifatnya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
d.      Penggunaan media dalam pengajaran bukan hanya sebagai hiburan yang digunakan hanya sekedar untuk melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
e.       Penggunaan media lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan guru.
f.       Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Selanjutnya, Djamarah (2006:122) bahwa media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran yang berfungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, penggunaan alat bantuk tidak bisa digunakan sembarangan menurut kehendak hati guru dalam upaya pelaksanaan pembelajaran berlangsung ketika aktivitas pembelajaran dirungan kelas. Namun, harus memperhatikan dan mempertimbangkan karakteristik peserta didik agar tercapainya tujuan pembelajaran.

b.   Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Media memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran di sekolah sebagai alat pengembangan wawasan anak yang meletakkan cara berpikir konkret dalam kegiatan belajar mengajar dengan memahami kondisi psikologis siswa, tujuan , metode, dan kelengkapan alat bantu.
Fathurrohman (2009) memberi gambaran lebih detail dari manfaat penggunaan media dalam proses pembelajaran, (a) Menarik perhatian siswa, (b) Membantu untuk mempercepat pemahaman, (b) Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk kata – kata tertulis atau lisan), (c) Mengatasi keterbatasan ruang, (d) Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif, (e) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan, (f) Menghilangkan kebosanan pada siswa dan meningkatkan motivasi siswa.

Oleh karena itu,  penggunaan media hendaknya tidak asal-asalan untuk pengembangan minat belajar anak. Namun, pemilihan media dapat memperjelas siswa berpikir konkret sebelum mampu berpikir abstrak sehingga situasi dan kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran mengenai jumlahnya, motivasi, dan kegairahannya dalam upaya tercapainya tujuan pembelajaran.
Mustikasari (2008) mengatakan (a) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, (b) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, (c) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (d) Efisiensi dalam waktu dan tenaga, (e) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, (d) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, (f) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, dan (g) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
           
Dengan demikian, media pembelajaran hendaknya berguna bagi anak didik dengan isinya relevan dengan kurikulum yang berlaku disekolah tersebut meliputi apakah dengan mengunakan media tersebut dapat diserap oleh anak didik dengan optimal serta penyampaian tidak asing bagi anak didik sehingga efektif dalam pencapaian hasilnya dalam perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor anak.

c.    Jenis-jenis Media Pembelajaran
Secara umum, media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: auditif, visual, dan gerak. Selain itu, media juga diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang yang dilihat, yaitu:
a.       Dilihat dari sifatnya, media terdiri atas media auditif, media visual dan media audiovisual.
b.      Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media terbagi atas; (a). Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti televisi dan radio. (b). Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film, slides, video dan lainnya.
c.       Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, terdiri; (a). Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparasi dan lainnya. (b). Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lainnya.
Rudy Brets (dalam Sudrajat, 2008), mengidentivikasi ada tujuh klasifikasi media, (1). Media audio visual gerak, seperti: film suara, pita video, film tv, (2). Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman suara,dan sebagainya, (3). Audio semi gerak, seperti: tulisan jauh bersuara, (4). Media visual bergerak, seperti: film bisu, (5). Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu, (6). Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio, (7). Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.

Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.

d.        Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media. Namun demikian, ada hal yang seragam bahwa setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada efektivitas program pembelajaran.
Fathurrohman (2009) menyebutkan terdapat prinsip – prinsip yang digunakan dalam pemilihan media; (a) menentukan jenis media yang tepat, yaitu sebaiknya guru memilih media yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan, (b) menetapkan subyek dengan tepat, yaitu perlu diperhitungkan apakah penggunaan media sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, (c)  menyajikan media dengan tepat, artinya teknik dan metode penggunaan media harus sesuai dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana dan (d) menempatkan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat.

Agar media pengajaran yang telah dipilih sesuai dengan prinsip pemilihan, pemanfaat media perlu juga memperhatikan faktor – faktor lain seperti: (a) Objektivitas, yaitu pemilihan media harus digunakan untuk keperluan sistem belajar. (b) Program pengajaran, yaitu isi maupun struktur materi yang disampaikan harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. (c) Sasaran program, yaitu media yang digunakan harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak baik dari segi bahasa, simbol yang digunaka maupun cara dan waktu penggunaannya. (d) Situasi dan kondisi, yaitu situasi dan kondisi sekolah atau ruangan yang digunakan, baik ukuran maupun perlengkapannya, kondisi anak didik yang mengikuti pelajaran. (e) Kualitas teknik, yaitu rekaman suara atau gambar dan alat lainnya yang perlu penyempurnaan sebelum digunakan.

e.         Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami berbagai karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kegiatannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran.
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (dalam Fathurrohman, 2009), bahwa media diperlukan beberapa kriteria, yaitu; a)  ketepatannya dengan tujuan pengajaran, yaitu media pengajaran dipilih berdasarkan tujuan – tujuan instruktional yang telah ditetapkan, b) dukungan terhadap isi bahan pelajaran, yaitu bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa, c)  kemudahan memperoleh media, di mana media yang diperlukan mudah didapatkan dan mudah dibuat oleh guru pada waktu guru mengajar, d) keterampilan guru dalam menggunakan berbagai jenis media dalam proses pengajaran sangat diperlukan, dan e) memilih media harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, di mana dalam menyajikan grafik yang berbentuk data atau angka harus ditampilkan dalam bentuk gambar atau poster, begitu juga dalam menyajikan diagram.
     
Oleh karena itu, kriteria pemilihan media yang efektif dan efisien serta menyenangkan tentu menjadi dambaan dan kebutuhan untuk pembelajaran, untuk mendapatkan media tersebut diperlukan beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di antaranya dalam pemilihan media sehingga dapat digunakan dalam semua situasi, semua karakteristik siswa dan semua mata pelajaran. Namun, media sifatnya kondisional dan kontekstual sesuai serta media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki para siswa yang disajikan dapat melampaui batasan ruang kelas.

f.         Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Penggunaan media pada setiap kegiatan pembelajaran perlu diperhatikan prinsip pokok, di mana diharapkan media yang digunakan dapat mengarahkan siswa dan memudahkannya dalam memahami materi pelajaran. Dengan kata lain, media yang digunakan harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa bukan kepentingan guru saja.
Menurut Sanjaya (2010) ada sejumlah prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media, yaitu; (a) media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran, (b) media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran, (c) media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa, (d) media yang digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien, (e) media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.
Riana (2010: 5) mengatakan  ada tiga tahap utama, yaitu: (1) Define yaitu fase perumusan tujuan, rancangan media apa yang akan dikembangkan. (2) Develope yaitu fase pengembangan sesuai dengan fase pertama dan (3) Evaluasi yaitu fase terakhir untuk menilai media yang sudah dikembangkan.

Dengan demikian,  perancang media seyogyanya memperhatikan tiga tahap utama sebelum digunakan untuk pencapaian tujuan pembelajaran dalam interaksi dengan siswa, yaitu:
a)      Define (pembatasan), dalam fase ini menyangkut rumusan tujuan, rancangan media apa yang akan dikembangkan, beberapa persiapan awal dalam perancangan media yang menyangkut: bahan, materi, dana, serta aspek perancangan lainnya.
b)      Develop (pengembangan), dalam fase ini sudah dimulai proses pembuatan media yang akan dikembangkan, sesuai dengan fase pertama.
c)      Evaluation (evaluasi), yaitu fase terakhir untuk menilai media yang sudah dikembangka/dibuat, setelah melalui tahap uji coba, revisi, kajian dengan pihak lain. Untuk kemudian direproduksi media dalam bentuk lain.
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Contoh instrumen media pembelajaran di SD
No.
Kategori
Jenis
Penggunaan
Ketersediaan
1.
Audio
radio
Pembelajaran bahasa Indonesia
Ada
2.
Visual
gambar, foto,
Setiap mata pelajaran
Ada
3.
Audio-visual
televisi
Pembelajaran bahasa dan sains
Ada
4.
dll.





C.           Kesimpulan
Media memiliki peran penting dalam suatu proses pembelajaran, di mana secara umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: auditif, visual, dan gerak, sehingga dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.      Media memiliki peran sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2.      Penggunaan media pengajaran bukan merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.
3.      Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
4.      Diharapkan media yang digunakan dapat mengarahkan siswa dan memudahkan dalam memahami materi pelajaran.


DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Saiful Bahri. dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobri Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: P.T Refika Aditama

Helipriyanto, Donni. 1999. Pengenalan dan Pemilihan Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.jurnalpariwisata.com/files /jurnal042/       {8 Oktober 2010}

Mustikasari, Ardiani. 2008. Edu-Artikel: Mengenal Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/              {8 Oktober 2010}

Riana, Cepi. 2010. Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://searchpdf.com/search.php-search-media-pembelajaran.                        {8 Oktober 2010}


Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Sadiman, Arief  S. dkk. 2009. Media pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudrajat, Akhmad. 2008. Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/ {13 Oktober 2010}.